Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah dan ampunan, yang dinanti oleh umat Muslim di seluruh dunia. Persiapan menyambut bulan suci Ramadhan ini menjadi hal yang sangat penting agar dapat memaksimalkan ibadah dan mendapatkan berbagai keberkahan yang tersembunyi di dalamnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas dengan rinci persiapan penting menyambut bulan Ramadan, yang terangkum dari berbagai macam sumber.
12 Persiapan Penting Menyambut Bulan Ramadhan
1. Menyambut dengan Kegembiraan dan Rasa Syukur
Menyambut bulan Ramadhan dengan kegembiraan dan rasa syukur adalah langkah pertama dalam mempersiapkan diri. Berdoa agar Allah memberikan umur yang panjang untuk dapat merasakan nikmat ibadah di bulan Ramadan adalah ungkapan syukur yang tulus. Doa agar disampaikan umur untuk bertemu bulan Ramadhan yang bisa diamalkan adalah sebagai berikut :
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ
Artinya : “Ya Allah berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan (usia) kami berjumpa Ramadhan.”
2. Membayar Hutang Puasa
Melunasi hutang puasa merupakan kewajiban yang harus dipenuhi sebelum memasuki bulan Ramadhan. Hal ini sering kali dialami oleh wanita tersebat siklus alamiahnya. Seperti yang kita tahu dalam ayat 184-185 surat Al-Baqarah, dijelaskan bahwa beberapa orang diberikan keringanan untuk tidak menjalani ibadah puasa, seperti orang yang sakit atau sedang dalam perjalanan. Mereka diwajibkan menggantinya di waktu lain. Sementara itu, orang-orang yang diwajibkan membayar fidyah, yaitu memberi makan fakir miskin, adalah mereka yang mengalami kondisi yang sangat sulit, seperti lanjut usia, wanita hamil, atau menyusui.
Meskipun dalam ayat 184-185 Al-Baqarah tidak secara jelas melarang puasa bagi perempuan yang sedang haid, namun penting untuk memahami dalil tersebut secara menyeluruh. Dalam kitab Sahih Muslim dan Bukhari, terdapat sebuah hadis yang mencatat dialog antara Rasulullah Saw dan seorang perempuan yang bertanya tentang arti kurangnya agama pada wanita. Rasulullah menjawab, “Bukankah ketika seorang wanita sedang haid, ia tidak melakukan shalat dan puasa?”
3. Membersihkan Diri, Rumah, Lingkungan, dan Masjid
Kebersihan adalah bagian dari iman. Membersihkan diri, rumah, lingkungan sekitar, dan masjid merupakan bentuk persiapan fisik dan spiritual. Kebersihan dianggap sebagai bagian penting dari persiapan menyambut bulan Ramadan dalam ajaran Islam. Membersihkan diri dari segala hadas, membersihkan rumah dan lingkungan sekitar, serta tempat ibadah, seperti masjid, bukan hanya sekadar kewajiban fisik, tetapi juga merupakan upaya untuk mempersiapkan diri secara fisik dan spiritual menjelang bulan suci Ramadan.
Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan kepada umatnya bahwa kebersihan lingkungan seperti dalam sebuah riwayat Aisyah Radhiallahu Anha menyebutkan bahwa, Rasulullah pernah bersabda yang artinya:
“Agama itu dibangun berasaskan kebersihan.” (HR. Muslim).
Rasulullah SAW juga pernah berkata, untuk membersihkan segala sesuatu karena Islam dibangun atas kebersihan.
تَنَظَّفُوْا بِكُلِّ مَا اِسْتَطَعْتُمْ فَاِنَ اللهَ تَعَالَي بَنَي الاِسْلاَمَ عَلَي النَظَافَةِ وَلَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ اِلاَ كُلُّ نَظِيْفٍ
Artinya: “Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah Ta’ala membangun Islam ini di atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih.” (HR. Ath-Thabrani).
Membersihkan diri dan lingkungan sekitar diharapkan meningkatkan kenyamanan dan kekhusyukan sehingga meningkatkan kualitas pelaksanaan ibadah selama bulan Ramadhan.
4. Menyiapkan Perlengkapan Ibadah
Menyiapkan perlengkapan ibadah, seperti sajadah, Al-Quran, dan mukena, menjadi langkah penting dalam memastikan kelancaran ibadah selama bulan Ramadan. Menyiapkan perlengkapan ibadah dengan teliti adalah salah satu persiapan yang sangat penting untuk memastikan kenyamanan beribadah agar khusyuk selama bulan suci Ramadan.
Perhatikan aspek kebersihan dan kesucian perlengkapan ibadah, agar tidak ada najis dan hal hal lain yang berpotensi membatalkan keabsahan dalam ibadah. Gunakan wewangian tanpa berlebihan pada perlengkapan ibadah maupun dalam ruangan tempat ibadah dalam rumah.
5. Menyiapkan Ilmu tentang Ramadan
Pemahaman bulan Ramadan tak hanya sebatas berpuasa, tetapi juga mencakup fiqh Ramadan seperti tata cara berpuasa, hukum tarawih, zakat fitrah, dan aspek lainnya. Memahami aturan-aturan ini memastikan umat Muslim melaksanakan ibadah dengan benar.
Selain itu, perlu merenungkan hikmah di balik ibadah Ramadan, yang melibatkan pengendalian diri, ketahanan fisik, dan aspek spiritual. Puasa mengajarkan nilai-nilai seperti kesabaran, keikhlasan, dan kemurahan hati. Pemahaman menyeluruh tentang Ramadan tidak hanya mencakup pelaksanaan ibadah, tetapi juga pemahaman mendalam terhadap fiqh Ramadan dan hikmah spiritual, membuat setiap momen dalam bulan suci ini lebih bermakna dalam perjalanan spiritual umat Muslim. Baca Juga : 8 Keutamaan Puasa Ramadhan dan Dalilnya yang Perlu Anda Tahu!
Persiapan Penting Menghadapi Bulan Ramadhan
6. Menyiapkan Mental dan Fisik
Persiapan matang, baik secara mental maupun fisik, kunci utama menjalani ibadah Ramadhan dengan khusyuk. Kesiapan mental melibatkan tekad dan niat sungguh-sungguh, sementara kesiapan fisik mencakup pola makan seimbang dan berkualitas serta olahraga teratur. Menjaga kesehatan tubuh dengan makanan bergizi dan aktivitas fisik membantu optimalisasi ibadah sekaligus memperoleh manfaat spiritual. Kombinasi kesiapan ini menciptakan pengalaman Ramadan yang bermakna dan mendukung nilai-nilai keagamaan serta kesejahteraan holistik.
7. Membuat Perencanaan Keuangan
Mengatur keuangan selama Bulan Ramadan memerlukan strategi cerdas untuk menjaga keseimbangan antara ibadah dan pengelolaan finansial. Perencanaan keuangan yang matang, dengan pencatatan cermat anggaran sahur, berbuka, dan kebutuhan lainnya, serta alokasi dana untuk sedekah, merupakan langkah pertama. Hindari godaan belanja berlebihan dan prioritaskan kebutuhan esensial sesuai dengan nilai-nilai Ramadan.
Pengelolaan pengeluaran perlu dilakukan dengan bijak, membedakan kebutuhan harian dan khusus Hari Raya. Fokus utama pada kebutuhan harian seperti makanan, sementara untuk pengeluaran untuk THR, kue lebaran, dan pakaian baru perlu dipertimbangkan dengan hati-hati. Catat pengeluaran harian secara teliti untuk melacak dana yang digunakan dan memastikan konsistensi dengan rencana awal.
Dengan cara ini, Anda dapat mengevaluasi dan menyesuaikan pengeluaran untuk menjaga stabilitas keuangan selama Ramadan, sehingga momen spiritual tetap bermakna tanpa mengesampingkan tanggung jawab keuangan. Perencanaan keuangan yang matang dan manajemen waktu selama Ramadan menjadi langkah bijak agar fokus ibadah tetap terjaga. Baca Juga : Tips Investasi Pakai Uang THR Untuk Bangun Keuangan yang Lebih Baik
8. Perhatikan Managemen Waktu Secara Efektif
Manajemen waktu efektif selama Ramadan penting untuk menjalankan kewajiban harian dan ibadah. Perencanaan matang diperlukan untuk seimbangkan rutinitas dengan aktivitas ibadah, tanpa mengesampingkan tanggung jawab sehari-hari. Keseimbangan waktu antara aktivitas harian dan ibadah perlu dijaga dengan bijak, dengan pemahaman terhadap prioritas dan identifikasi kegiatan yang mendukung tujuan spiritual. Fokus pada manajemen waktu menjadi kunci untuk memastikan kesibukan tidak menghambat pelaksanaan ibadah, menciptakan pengalaman Ramadan yang produktif dan bermakna secara spiritual.
9. Meningkatkan Interaksi dengan Al-Quran dan Ibadah Sunnah
Menyambut bulan Ramadan, pelaksanaan kegiatan ibadah seperti membaca Al-Quran, bersedekah, dan melaksanakan ibadah sunnah menjadi langkah bijak untuk memanfaatkan nikmat ibadah di bulan yang penuh kemuliaan ini. Lebih dari sekadar pemanasan, aktivitas tersebut merupakan upaya mendalam dalam mendekatkan diri kepada Allah, sejalan dengan ajaran Al-Quran yang diturunkan pada bulan Ramadan.
Ibn Katsir menjelaskan bahwa Allah mengkhususkan kemuliaan pada bulan ini, di mana seluruh wahyu Ilahi turun pada Ramadan, mencakup Shuhuf Ibrahim, Taurat, Injil, dan terakhir Al-Quran, semuanya diturunkan pada malam-malam tertentu dalam bulan yang penuh berkah ini, sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Imam Ahmad.
Dalam QS. Al-Baqarah [2]: 185, Allah menjelaskan, “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang benar dan yang batil).”
Memahami signifikansi turunnya Al-Quran pada bulan Ramadan membuat aktivitas ibadah yang dijalankan dengan keikhlasan dan ketulusan semakin memperkuat koneksi spiritual dengan Tuhan. Hal ini membawa diri menuju tingkat kesadaran yang lebih tinggi dan meraih keberkahan yang melimpah dalam bulan penuh berkah ini. Baca Juga : Amalan di Bulan Ramadhan yang Membawa Keberkahan
10. Menyambung Silaturahmi dan Bermaaf-maafan
Bermaaf-maafan menjelang Ramadan merupakan tradisi yang kental dalam masyarakat Indonesia. Meskipun tidak ada dalil khusus, namun dalam Risalah Shaum hal ini diperbolehkan, banyak orang menganggapnya sebagai upaya menciptakan suasana ibadah yang lebih tenang.
Bermaaf-maafan sebelum memulai Ramadhan bertujuan membersihkan hati dari penyakit hati seperti dengki, iri, hasud, hasad, dan hal serupa lainnya. Meski bukan tuntunan syariat, memaafkan tetap menjadi tradisi ‘wajib’ umat Muslim di Indonesia, tidak terbatas pada bulan Ramadan. Penting untuk diingat bahwa meminta maaf sebaiknya dilakukan sepanjang waktu, bukan hanya sebagai persiapan menyambut Ramadan, menegaskan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama. Baca juga : Keunikan Tradisi Menyambut Ramadhan di Indonesia
11. Menyiapkan Zakat Fitrah
Menyiapkan zakat fitrah adalah kewajiban yang harus dipenuhi sebelum Idul Fitri tiba. Persiapan ini menunjukkan kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan, sekaligus membersihkan diri dari segala dosa dan kesalahan.
Zakat fitrah dalam Islam memiliki waktu pembayaran yang terbagi menjadi beberapa kategori. Pertama, waktu mubah dari awal hingga akhir bulan Ramadhan, di mana pembayaran sebelum bulan Ramadhan tidak diperbolehkan. Waktu wajib terjadi pada akhir Ramadhan dan awal Syawwal, berlaku untuk mereka yang hidup sebagian waktu di kedua bulan tersebut.
Waktu sunnah adalah sebelum shalat Id, dimulai dari malam takbiran hingga pagi sebelum shalat Idul Fitri. Sementara itu, waktu makruh berlangsung setelah shalat Idul Fitri hingga akhir tanggal 1 Syawwal atau pada maghrib Hari Raya Idul Fitri.
Terakhir, waktu haram terjadi setelah berakhirnya tanggal 1 Syawwal, di mana pembayaran zakat fitrah dianggap tidak sah. Pemahaman yang baik terhadap waktu-waktu ini penting untuk memenuhi kewajiban zakat fitrah sesuai dengan ajaran agama.
12. Sambut Ramadhan dengan Mendoakan Orang Tua
Memulai Ramadhan dengan Doa untuk Orang Tua adalah bentuk penghormatan dan investasi amal jariyah. Doa ini adalah ungkapan kepedulian mendalam, mengharapkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Doa kepada orang tua bukan hanya ritual, melainkan ikatan spiritual yang mempersatukan generasi.
Dalam sederet doa ini, kita berharap setiap kebaikan orang tua menjadi inspirasi dan keberkahan bagi keluarga. Ini bukan hanya simbol cinta, tapi juga pembayaran atas dedikasi mereka. Doa ini tidak hanya investasi untuk kehidupan ini, melainkan bisikan kasih sayang yang mengantarkan mereka kebahagiaan abadi. Sambutlah Ramadhan dengan kasih dan doa, merawat hubungan batin yang tak terhingga dengan orang tua.
Persiapan menyambut bulan Ramadhan ini merupakan bagian dari perjalanan ruhiah seorang muslim yang membutuhkan komitmen dan niat tulus. Dengan mengambil keteladanan Rasulullah dan mengikuti nasihat ulama, kita dapat meraih keberkahan dan mendapatkan manfaat maksimal dari bulan Ramadan. Semoga setiap persiapan yang dilakukan membawa kita pada ibadah yang lebih khusyuk dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selamat menyambut bulan Ramadan, bulan penuh berkah dan ampunan!
Referensi
- Ila Fadilasari. (9 Maret 2023) “6 Persiapan Menyambut Ramadhan”. NU Lampung. Diakses 17 Februari 2024, https://lampung.nu.or.id/syiar/6-persiapan-menyambut-ramadhan-kaYbK
- Ilham. (Mei 2021). “Perempuan Haid Tidak Boleh Puasa, Titik!“. Situs Resmi Muhammadiyah. Diakses 17 Februari 2024, https://muhammadiyah.or.id/2021/05/perempuan-haid-tidak-boleh-puasa-titik/
- Devi Setya.(31 Oktober 2022). “10 Hadits Ini Tunjukkan Pentingnya Menjaga Kebersihan dalam Islam” Detik.com. Diakses 17 Februari, https://www.detik.com/hikmah/doa-dan-hadits/d-6379929/10-hadits-ini-tunjukkan-pentingnya-menjaga-kebersihan-dalam-islam
- “Sambut Ramadan Penuh Berkah Tanpa Takut Dompet Terkuras.”(n.d). sikapiuangmu.ojk.go.id. Diakses 17 Februari 2024, https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/20573
- Heru Ruslan. (22 April 2020). “Sambut Ramadhan dengan Alquran”. Republika. Diakses 17 Febriari 2024, https://khazanah.republika.co.id/berita/q96m0p469/sambut-ramadhan-dengan-alquran
- Anisa Rizki. (1 April 2022). “Bermaaf-maafan Jelang Puasa Ramadan, Seperti Apa Hukumnya?”. DetikEdu. Diakses 17 Februari 2024, https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6011793/bermaaf-maafan-jelang-puasa-ramadan-seperti-apa-hukumnya
- Alhafiz Kurniawan. (4 Juni 2019). “Kapan Batas Akhir Pembayaran Zakat Fitrah?” NU Online. Diakses 17 Februari 2024, https://islam.nu.or.id/bahtsul-masail/kapan-batas-akhir-pembayaran-zakat-fitrah-mhKxX