Setiap tahun, Idul Adha ditetapkan pada tanggal 10 Dzulhijah. Sebelum merayakan Idul Adha, disarankan bagi umat Muslim untuk melaksanakan puasa sebelum Idul Adha.
Terkait tanggal perayaan Idul Adha tahun 2023, pemerintah biasanya mengumumkannya setelah sidang isbat yang diadakan oleh Kementerian Agama (Kemenag). Namun, berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) dari 3 Menteri, libur nasional Idul Adha akan jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023.
Muhammadiyah telah menetapkan bahwa Idul Adha tahun 2023 akan jatuh pada hari Rabu, 28 Juni 2023. Keputusan ini diumumkan melalui Maklumat nomor 1/MLM/I.0/E/2023 yang dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Menurut maklumat tersebut, tanggal 1 Zulhijah 1444 H jatuh pada hari Senin Legi, 19 Juni 2023 M. Selain itu, Hari Arafah (9 Zulhijah 1444 H) akan jatuh pada hari Selasa Wage, 27 Juni 2023 M. Lalu, Iduladha (10 Zulhijah 1444 H) akan dirayakan pada hari Rabu Kliwon, 28 Juni 2023 M. Informasi ini diambil dari maklumat yang dikutip pada Rabu (24/5/2023).
Dalam hadits, Nabi Muhammad juga menganjurkan umatnya untuk melaksanakan puasa pada hari-hari tertentu menjelang perayaan Idul Adha. Hal ini tertuang dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ
Artinya: “Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Zulhijah).” (HR Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir)
Puasa-puasa Sebelum Idul Adha
1. Puasa Dzulhijah
Puasa Dzulhijah dilaksanakan pada awal bulan Dzulhijah dan berlangsung hingga hari kesembilan bulan tersebut. Hukum dari puasa ini adalah sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang dianjurkan dengan sangat kuat untuk dilaksanakan. Rasulullah ﷺ bersabda,
أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ فَضَالَةَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ قَالَ أَنْبَأَنَا عَبْدُ اللَّهِ وَهُوَ ابْنُ يَزِيدَ الْمُقْرِئُ قَالَ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عَلِيٍّ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي يُحَدِّثُ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ يَوْمَ عَرَفَةَ وَيَوْمَ النَّحْرِ وَأَيَّامَ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
Telah mengabarkan kepada kami [Ubaidullah bin fadhalah bin Ibrahim] mengatakan, telah mengabarkan kami [Abdullah yaitu Ibnu yazid Almuqri`] mengatakan, telah menceritakan kepada kami [Musa bin Ali] mengatakan, aku mendengar [ayahku] menceritakan dari [Uqbah bin Amir], bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda; “Hari Arafah, hari idul adha, dan hari tasyriq adalah hari raya kita, pemeluk Islam, ia hari makan-minum”
Niat puasa Dzulhijah :
نَوَيْتُ صَوْمَ سِتَّةِ أَيَّامٍ مِنْ شَهْرِ ذُو الْحِجَّةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku niat berpuasa enam hari dari bulan Dzulhijah karena Allah Ta’ala.”
Keutamaan puasa Dzulhijah : Puasa Dzulhijah memiliki keutamaan yang besar. Dengan melaksanakan puasa ini, umat Muslim dapat mengharapkan pahala yang besar dari Allah SWT. Puasa Dzulhijah juga menjadi salah satu bentuk kesiapan diri menjelang hari raya kurban. Dalam riwayat lain, Rasulullah ﷺ bersabda, “Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa-dosa setahun yang telah lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim)
2. Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah: Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal delapan bulan Dzulhijah. Hukum dari puasa ini juga adalah sunnah muakkadah.
صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين (أبو الشيخ ، وابن النجار عن ابن عباس)
“Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah) akan mengampuni dosa dua tahun.” Diriwayatkan oleh Abusy Syaikh dan Ibnu An Najjar dari Ibnu ‘Abbas.
Niat puasa Tarwiyah :
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT.”
Keutamaan puasa Tarwiyah : Puasa Tarwiyah memiliki keutamaan yang istimewa. Dengan melaksanakan puasa ini, umat Muslim dapat memperoleh keberkahan dan ampunan dari Allah SWT. Puasa ini juga merupakan persiapan batin bagi umat Muslim dalam menghadapi hari Arafah yang akan datang.
3. Puasa Arafah
Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal sembilan bulan Dzulhijah, tepat sehari sebelum perayaan Idul Adha. Hukum dari puasa ini adalah sunnah muakkadah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Dalam hadist Rasulullah saw, Sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Shahihain (Bukhori-Muslim):
صيام يوم عرفة، أحتَسِب على الله أن يكفِّر السنة التي قبله والسنة التي بعده، وصيام يوم عاشوراء أحتسب على الله أن يكفِّر السنة التي قبله”.
Artinya: Puasa pada hari ‘Arafa, Aku berharap bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosa pada tahun sebelumnya dan tahun setelahnya, dan puasa pada hari ‘Asyuro (10 Muharram), aku berharap bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosa sebelumnya. (H.R Bukhori-Muslim)
Niat puasa Arafah :
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَ
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”
Keutamaan puasa Arafah : Puasa Arafah memiliki keutamaan yang luar biasa. Dengan melaksanakan puasa ini, umat Muslim dapat meraih ampunan Allah SWT atas dosa-dosa yang telah lalu dan yang akan datang. Puasa Arafah juga termasuk dalam salah satu amalan yang paling dicintai oleh Allah. Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba-hamba-Nya dari neraka sebanyak hari Arafah.” (HR. Muslim)
Baca Juga :
Mengulas Sejarah Qurban dalam Kisah Nabi Ibrahim
Ucapan Idul Adha 2023 untuk Meriahkan Hari Spesial
Hikmah Melaksanakan Puasa Sebelum Idul Adha
Melaksanakan puasa sebelum Idul Adha memiliki banyak hikmah yang dapat kita petik. Pertama, puasa ini sebagai bentuk penghormatan dan ketaatan kepada Allah SWT menjelang hari raya kurban. Puasa mengajarkan kita untuk mengendalikan diri, menahan hawa nafsu, dan meningkatkan kesadaran spiritual.
Kedua, melalui puasa, kita diajak untuk merenungkan makna kurban. Seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail, kurban adalah tanda pengorbanan dan kesetiaan kepada Allah. Dengan berpuasa sebelum Idul Adha, kita dapat menginternalisasi nilai-nilai pengorbanan dan kesetiaan yang menjadi inti perayaan ini.
Ketiga, puasa sebelum Idul Adha juga mempersiapkan jiwa dan raga kita untuk menjalankan ibadah kurban. Puasa membantu meningkatkan kesadaran kita tentang makna kurban, sehingga saat melaksanakan ibadah kurban, kita dapat melakukannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
Dalam menjalankan puasa sebelum Idul Adha, kita juga dianjurkan untuk menjaga amal kebaikan lainnya, seperti meningkatkan ibadah, sedekah, dan berbagai perbuatan baik lainnya. Dengan demikian, kita dapat menjalani hari-hari sebelum Idul Adha dengan penuh keberkahan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.